Rabu, 15 Juni 2016

My_Moodbooster
Setahun yang lalu….
“Ceria, kamu masih ingat dengan teman ayah yang seorang tentara itu?”
“Iya ayah, Ceria masih ingat. Kenapa? Jawab, Ceria.
“Teman ayah itu bermaksud menjodohkan anaknya dengan kamu”. Jelas sang ayah.
“Hah ??? Teriak ceria. Tapi ayah saya tidak kenal dengan anak itu, sama sekali aku tidak mengenalnya’’. Jawab Ceria berang. Lagipula aku mau fokus kuliah dulu Ayah, mau kejar cita-cita.
“Tenang Ceria, kamu tetap akan melanjutkan kuliahmu dulu, ayah sudah sepakat dengan teman ayah itu’’. Jawab ayah Ceria.
“Mereka dari keluarga baik-baik Ceria, Ayah sering minta bantuan kepada mereka, terutama saat kamu sedang kesusahan tinggal sendiri di perantauan. Ucap sang Ayah menambahkan.
Ceria adalah seorang mahasisiwi yang merantau jauh dari keluarganya demi melanjutkan pendidikannya. Ceria dikenal sebagai gadis yang cerdas oleh teman-temannya. Hari bahagiapun tiba, Ceria di wisuda sarjana, dia sangat senang bisa membanggakan orangtuanya dengan nilai IPK yang memuaskan.
Keesokan harinya, tibalah hari dimana Ceria akan dipertemukan dengan anak teman ayahnya itu. Suasana makan malam yang santai terjalin antara dua keluarga.
“Hai, saya Permana”, Ucap Permana mengajukan perkenalan.
“Hai, saya Ceria. Jawab Ceria sambil tersenyum.
Perkenalan itu berlalu begitu saja tak ada sesuatu yang spesial terjadi diantara kedua insan yang dijodohkan itu. Hari demi hari berlalu, Ceria tetap fokus dengan rencana melanjutkan kuliahnya ke jenjang S2. Sampai tiba disuatu titik dimana Ceria merasakan ada sebuah “ruang kosong” didalam hatinya. Tiba-tiba Ceria teringat akan sosok lelaki yang dijodohkan padanya. Dalam hati Ceria timbul pertanyaan, “kenapa aku tidak mencoba mengenal lelaki itu?’’
Hari demi hari berlalu. Muncul keberanian pada diri Ceria, untuk mencari informasi kontak Permana. “Oke yes, dapat. Aku dapat Pin BBMnya, yeyeyee’’, loncat Ceria kegirangan.
Hari berlalu, Ceria terus mencoba menjalin pertemanan dengan lelaki tersebut, namun kenyataan berkata lain, lelaki tersebut mempunyai wanita idaman lain di profil kontak bbmnya. Semua terasa gelap bagi Ceria, ruang kosong dihati ceria kembali muncul, benih harapan yang sedikit demi sedikit Ceria kumpulkan sirna begitu saja, ketika melihat foto wanita lain dibanggakan oleh Permana. Ceriapun memutuskan untuk menyudahi pertemanan via media sosial itu dengan Permana.
Ditengah kesibukan kuliahnya, Ceria bertemu dengan seorang lelaki yang sepertinya begitu baik. “Lagi-lagi via sosmed, ahahahaa, Tawa Ceria, menertawakan dirinya sendiri.
“Hai, senang bisa bertemu dengan kamu secara langsung”, Ucap Rahman.
“Hai, saya juga senang sekali, aku bisa lihat kamu langsung, tidak melulu dari foto profil, aja, hehehe”. Tawa Ceria senang.
Benih harapan kembali mengisi ruang kosong dihati Ceria, bersama Rahman hari-hari terasa begitu indah. “Ceria kamu kenal dengan Permana?” Tanya Rahman.
 “Iya, aku mengenalnya, kok kamu tau” ? Jawab Ceria.
“Permana itu sahabatku Ceria, kami satu letting di kepolisian”. Jawab Rahman menambahkan. Begitu kagetnya Ceria mendengar hal itu, muncul pernyataan didalam benaknya “Dunia tidak selebar daun kelor, bagaimana mungkin Rahman adalah sahabatnya Permana’’.
“Benarkah kamu adalah wanita yang dijodohkan untuk Permana?’’ Tanya Rahman. “Ah tidak, bukan saya. Jawab Ceria berusaha menutupi hal itu.
“Sudahlah Ceria, saya sudah tau semuanya. Permana adalah sahabat saya, saya tidak bisa melangkah lebih jauh bersamamu jika memang kamu adalah wanita yang dijodohkan untuk Permana”. Jawab Rahman menambahkan.
“Tidak, Rahman. Perjodohan itu tidak penting, tidak ada hubungan apapun diantara saya dan Permana”. Jawab Ceria berusaha meyakinkan Rahman. (Rahman berlalu pergi, tanpa sepatah kata).
Kekosongan hati kembali Ceria rasakan, seiring kepergian Rahman.
Dan tiba pada suatau malam, Permana kembali muncul. Bedanya kali ini dia yang mengajukan pertemanan pada Ceria, namun lagi-lagi hanya melalui sosmed. Ah lucu-lucu”. Pikir Ceria.
Tampak usaha Permana dalam menjalin hubungan dengan Ceria, Ceriapun tidak menutup hatinya. Dalam hati Ceria berkata “hanya waktu yang akan menjawab semua ini, siapakah jodohku?’’. Waktu terus berlalu, waktu pula yang membawa garis ketidakjelasan hubungan Ceria dengan Permana. Lelah rasanya Ceria menunggu kepastian dari Permana, sosok lelaki yang begitu cuek, yang begitu menjaga imagenya, menurut Ceria. Mungkin seperti itulah gambaran lelaki di kepolisian, semuanya sama saja, penabur benih cinta dimana-mana. Dimanapun bisa kamu temukan cinta mereka” Pikir Ceria.
Hari-hari Ceria diisi dengan kesibukan kuliahnya sebagai seorang “Magister” nantinya. Syukur yang tiada henti terucap dari bibir Ceria.
Malam minggu kala itu tampak begitu tenang, dunia sosmedpun tampak begitu sepi, pikir Ceria. “PING” bunyi Hp Ceria. Begitu kagetnya Ceria melihat pesan di hpnya. “Ini Permana, tumben”. Ketus Ceria
“Hai Ceria, lagi ngapain dek?” Tanya permana
“Iya kak, Gak ngapa-ngapain’’. Jawab Ceria
“Lagi dimana dek, gak malam mingguan?”
“tumben kakak nanyanya begitu, lagi bosan yah kak? Tegas Ceria.
“Gak dek, saya cuma mau memperjelas hubungan diantara kita.” Kata Permana melalui pesan media sosialnya.
“Ada apa dengan hubungan kita kak, saya kira tidak ada apa-apa diantara kita, bukankah begitu?” Tegas Ceria pada Permana.
Ceria setuju dengan perjodohan ini?’’ Jujur saya juga setuju kok dek”.
Dunia Ceria seakan melayang, berada diantara rasa kaget dan tidak percaya kala membaca pesan Permana. Dalam hati Ceria bertanya, “kemana saja dia selama ini?” mungkin dia sedang ada masalah dengan wanita itu, mungkinkah saya hanya pelariannya saja?”
Namun Ceria tak bisa memungkiri kata hatinya, dia masih ingin membuka kesempatan kepada lelaki yang dijodohkan kepadanya itu.
“Saya juga setuju kok kak dengan perjodohan ini’’, ketik Ceria membalas pesan Permana.
“Oke, mulai dari sekarang kita berhubungan, kita akan mempersiapkan pernikahan kita segera mungkin”. Jawab Permana.
“Segera mungkin” menjadi kata terakhir di perbincangan mereka malam itu. Mungkin, mungkin dan mungkin akhirnya kembali menjadi sebuah ketidakjelasan hubungan mereka. Tidak ada lagi perbincangan lebih lanjut setelah malam itu diantara mereka. Dalam hati Ceria berkata “Apa-apan ini???’’ “Dia menarik ulur hati saya, saya bisa saja pergi mencoba cinta yang lain yang datang pada saya, tapi kenapa saya disini masih setia menunggumu?”
_Bersambung_